Menuju Indonesia Jaya

ARTIKEL

Peran Pendidikan dalam Mewujudkan Mimpi Menuju Generasi Emas 2045

Di era Global seperti saat ini, dimana Kemajuan Ilmu Teknologi yang semakin hari terus berkembang, siapa yang tidak menguasainya akan tersisih. Oleh karena itu bukan tidak mungkin dimasa yang akan datang akan ada perlombaan dan sekaligus kolaborasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan terkait dengan masa depan, tidak ada seorang pun yang bisa memastikannya, karena banyak variabel yang belum kita ketahui secara pasti. Dalam bahasa agama, hanya Allah yang bisa memastikannya (QS al-Kahfi: 23-24).

Jadi, dalam ruang kompleks (menyangkut manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, masa depan) itulah pendidikan yang bergerak dan memiliki variabel teersendiri. Ibaratnya, penyelesaian bilangan (matematika variabel) kompleks tentu kaidahnya tidak sama dengan kaidah penyelesaian bilangan real. Namun, dibalik kompleksitas tersebut, pendidikan adalah sesuatu yang sangat mulia, karena hakikanya pendidikan adalah memanusiakan manusia (humanizing the human being); juga penuh tantangan, karena menyiapkan generasi yang kompeten dalam menghadapi berbagai persoalan kekinian dan tantangan masa depan.

Bangsa Indonesia pada periode 2005-2035 dikaruniai populasi usia produktif yang luar biasa besar dan itu belum pernah dialaminya sejak Indonesia merdeka. Mengapa hal itu terjadi pada periode 2005-2035, apa rahasia dibalik itu? Wallahu 'alam. Namun, apabila kita sering melakukan kontempelasi, salah satu diantara kemungkinan jawabanya adalah ini rahmat Allah. Pada saat mendeklarasikan kemerdekaan, para penderi bangsa menegaskan bahwa kemerdekaan itu berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa; oleh karena itu, wahai bangsa indonesia, dulu waktu engkau menyatakan kemerdekaan, engkau telah menyadari sesadar-sadarnya bahwa kemerdekaan itu rahmat dari Tuhan, maka sekarang ini Aku (Tuhan) berikan rahmat itu, berupa populasi usia produktif yang luar biasa besar agar engkau gunakan untuk menyongsong 100 tahun Indonesia Merdeka (tahun 2045)

Apa yang harus disiapkan?
Kalau kita berbicara tentang bangsa, tahun 2045 atau 20-an tahun kedepan bukanlah waktu yang lama. Oleh karena itu, mulai sekarang kita harus menumbuhkan kesadaran kolektif tentang pentingnya pendidikan yang memperkuat kompetensi (pengetahuan, ketrampilan dan sikap) dan menumbuhkan kecintaan serta kebanggaan menjadi bangsa Indonesia. Jenjangnya mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai perguruan tinggi, termasuk pendidikan sepanjang hayat (long life learning). Mengapa harus kita awali dari PAUD? Ingat, Usia dibawah 10 tahun adalah usia pembentukan (formative) yang sangat berpengaruh terhadap usia selanjutnya. Namun, tidak hanya PAUD, tetapi pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi juga harus mendapatkan perhatian sangat serius, karena kita memiliki seluruh spektrum usia.

Untuk membangun generasi yang memiliki kemampuan orde tinggi, metodologi dan materi pembelajaran yang merangsang tumbuhnya kepenasaran intelektual haruslah lebih ditonjolkan untuk membangun pola pikir, tradisi, dan budaya keilmuan, menumbuhkan kreativitas dan sekaligus daya inovasi. Dalam hal ini, peran guru haruslah lebih dominan dibanding kecukupan sarana dan prasarana. Budaya keilmuan adalah modal penting yang menjadikan semakin rasional jiwa pemikiran seorang anak dalam menyelesaikan berbagai permasalahan dan tantangan. Dengan kreativitas dan daya inovasi, semakin cerdas dalam mengelola sumber daya yang kita miliki, semakin tinggi nilai tambah yang bisa diberikan. Sehingga pada akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan secara signifikan.

Tantangan ke depan
Kita semua menyadari bahwa persoalan yang kita hadapi ke depan tidaklah semakin sederhana, namun semakin kompleks. Mengapa? Jawaban sederhananya adalah karena jumlah penduduk dunia semakin besar. Kini sekitar 7 milyar lebih penduduk. Dan pada tahun 2050 diperkirakan akan menjadi 9 milyar lebih. Tentu hal ini akan berimplikasi pada (i) pemenuhan kebutuhan dasar seperti pangan, energi, dan air (FEW: Food, Energy and Water) menjadi tantangan terberat karena menyangkut kelangsungan kehidupan;  (ii) pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, menyebabkan keterhubungan antar manusia beserta turunannya menjadikan interaksi sosial, budaya dan peradaban semakin rumit. Hal ini bisa berpotensi terjadinya dominasi pedaban tertentu dan benturan antar peradaban (clash of civilisation), sebagaimana dalam tesisnya Samuel Huntington, meskipun yang kita inginkan adalah terjadinya konvergensi peradaban.

Selanjutnya yang menjadi pertanyaan adalah pada populasi usia produktif  yang menjadikan bonus demografi tesebut apakah jadi Nikmat atau Laknat?  Kalau berkualitas tentu akan menjadi nikmat, jumlah populasi tersebut akan menjadi bonus demografi (demographic dividend). Tapi apabila tidak berkualitas justru akan menjadi laknat atau bencana demografi (demographic disaster). Untuk itu, tugas kita semua adalah menyiapkan momentum dan kesempatan tersebut agar menjadi bonus demografi yang menjadi nikmat untuk seluruh bangsa Indonesia. 
Dalam menghadapi berbagai tantangan yang semakin kompleks tersebut dibutuhkan Generasi yang mampu berfikir orde tinggi (kreatif dan inovatif) berkarakter dan cinta serta bangga menjadi bangsa Indonesia Dan yakinlah bahwa pendidikan dalam arti luas adalah jawabannya.

Sadar Pendidikan
Memang, pendidikan merupakan proses yang sangat panjang, pendidikan anak usia dini 1-2 tahun, pendidikan dasar 9 tahun, pendidikan menengah 3 tahun, dan pendidikan tinggi 3-5 tahun, sehingga baru tampak hasilnya secara utuh kalau rata-rata lama sekolah 15-18 tahun. Sekarang kita baru sekitar 9 tahun. Untuk itu, Konsistensi kebijakan, dan perbaikan kebijakan yang terus-menerus dan berkelanjutan adalah prinsip dasar yang harus di pedomani. Inilah ''hadiah'' yang kita siapkan dan persembahkan dalam menyambut Generasi 2045, Generasi 100 tahun Indonesia merdeka. Ibaratnya Indonesia itu kapal raksasa- Kapal Induk; untuk menggerakannya diperlukan energi yang luar biasa besar. Dan energinya itu adalah populasi generasi terdidik (berpengetahuan, berketerampilan, dan berkepribadian); apabila sudah melampaui masa kritis (critical mass), maka Indonesia raksasa akan maju dan bergerak ke depan lebih cepat. Inilah yang sekarang dan ke depan harus kita lakukan, yaitu memobilisasi akumulasi generasi terdidik. Tidak ada hadiah yang paling baik bagi suatu bangsa kecuali mempersiapkan generasi yang mampu mengelola bangsa dan negara pada zamannya.

Indonesia 2045 bukan sekedar menjadi negara dengan populasi jumlah penduduk terbesar keempat dunia, melainkan negara yang juga memenuhi standar kualitas hidup kesejahteraan layaknya negara maju (pendapatan per kapita, jaminan pendidikan, kesehatan dan sosial, tingkat pengangguran, keamanan dan kenyamanan, kualitas lingkungan hidup), sistem politiknya lebih stabil, demokrasi sudah matang, harmoni secara sosial, berperan dalam percaturan global, dan tentu yang tidak kalah penting adalah berperadaban unggul. Apa bisa?  Insya Allah bisa. Tanda-tanda dan berbagai kajian menunjukan semakin jelas dan nyata bahwa kita sedang menuju kejayaan Indonesia, The greatest of Indonesia. Insya Allah!{}

Comments

POS TERATAS :