Berpolitik untuk Kebaikan
“Memahamkan Politik Membangun Kemanusian dengan Pendidikan, Adab dan Moral”
Membahas tentang politik tentu
kita akan membahas juga tentang hubungan satu antar sesama dan satu antar kelompok
lainnya. Politik menurut makna harfiah secara sempit adalah tentang suatu hal
yang bertujuan untuk meraih kekuasaan. Padahal bukan itu saja esensi yang dapat
di pahami dalam politik, yang mana sebenarnya ada makna yang lebih luas dari
politik dan bukan hanya sebatas kekuasaan saja.
Sebutan Politik yang hanya memahamkan dalam
hal kekuasaan itu sajalah yang akhirnya timbul pemahaman yang hanya dipahami
dari satu sisi oleh masyarakat yang akhirnya timbul beberapa persepsi tentang
Politik itu Kotor. Padahal kalau kita dapat menelisik lebih dalam tentang hal
tersebut, sebenarnya yang membuat politik itu kotor bukanlah dari Politik itu
sendiri, melainkan oknum dari orang yang tidak paham akan politik itulah yang
akhirnya masuk ke politik lalu mengkotori marwah dari politik. Sehingga yang
terjadi apa? Timbulah beberapa penyelewengan diantaranya adalah Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme (KKN).
Dari hal itulah pula timbul beberapa sikap
buruk diantara para pelaku politik itu sendiri yang seolah mempertontonkan panggung
politik sebagai panggung rusuh tak enak di pandang. Dimana arena debat kusir
terjadi, arena saling menjelek-jelekkan lawan politik, arena hanya merasa satu
kelompok yang paling mampu untuk membenahi ketata kelolaan, sehingga saling
sikut terjadi yang intinya apa? Yaitu, hanya untuk tujuan ingin meraih
kekuasaan saja.
Namun, ada yang menarik dan lucu dari
politik. Dibalik kegaduhan yang ada ternyata disuatu saat apabila ada
kontestasi dalam hal politik, timbulah salah satu sistem yang di sebut Koaliasi.
Dimana dari hal itu salah satu kelompok politik satu dengan yang lainnya
terdapat perjanjian untuk saling bergabung menciptakan kerja sama untuk
memperoleh suara. Sehingga siapa yang memperoleh suara terbanyak itulah yang
nantinya akan menang dalam kontestasi.
Suara memang penting bagi para pelaku kontes
memperebutkan kedudukan, dimana salah satu caranya adalah dengan berpolitik.
Karena perebutan itulah tentunya akan mebutuhkan banyak sekali suara yang di
butuhkan. Dimana tidak semua elemen masyarakat memiliki suara yang sama yang
dalam hal lain pasti semua berbeda. Maka tidak mungkin satu kelompok politik
dapat memperoleh suara menyeluruh yang mencakup semua. Yang disitu timbul
beberapa gep-gep kelompok masyarakat yang biasa disebut agamis, nasionalis,
sosialis, komunis bahkan kapitalis.
Sehingga untuk mencapai hal tersebut
dibutuhkan koalisi untuk meraih suara kelompok lain yang mana satu kelompok
saja tidak bisa mendapatkannya. Dan jangan heran apabila di dalam kontestasi
politik apabila ada kelompok yang dulunya saling adu saling sikut, suatu saat
bisa saling rangkulan seolah lupa dengan hal kekanak-kanakan yang dulu pernah
dilakukan. Muncul pula celotehan masyarakat Rak duloni biyene koyo
opo/jawa.(tidak malu dulunya kaya apa). Sehingga dari hal itulah masyarakat
semakin menambah nilai buruk terhadap politik dan menganggap politik ya isinya
orang-orang munafik. Omongan dapat berubah tiap waktu tergantung kepentingan.
Lau bagaimana? tentang konsep Berpolitik
Untuk kebaikan itu sendiri. Kalau berbicara tentang Politik, maka kita harus
pula melihat dari dari aspek luasnya dimana sebenarnya politik bukan hanya
sebatas membangun kekuasaan saja, tetapi aspek luas daripada itu yaitu untuk
membangun Manusianya. Karena Manusia itulah yang menjalankan politik. Dimana
politik itu tidak mungkin bisa jalan kalau tidak ada elemen tersebut.
Munculnya cikal bakal manusia (Adam dan Hawa)
sampai ahirnya diturunkannya ke bumi. Adalah Tuhan hendak menjadikan Khalifah
di muka bumi(Q.S Al-Baqarah : 30-33). Yang mana Khalifah ialah mahluk Tuhan
yang nantinya akan mendapat kepercayaan menjalankan kehendak tuhan dan
menerapkan ketetapan-ketetapannya dimuka bumi. Maka untuk menjalankan fungsi
kekhalifahan tersebut, Tuhan memberinya Ilmu Pengetahuan yang mana nantinya
Manusia akan diberi kemampuan untuk mengatur, menundukan, mengelola serta
memanfaatkan benda-benda ciptaan Tuhan sesuai dengan maksud diciptakannya.
Maka Kemanusian itulah inti pokok dari
Politik. Seperti yang dikatakan oleh bapak Pluralisme Indonesia Abdurrahman Wahid(Gus
Dur). yang mana ia berkata Yang Terpenting dari Politik ialah Kemanusian.
Berbicara tentang kemanusiaan tentu kita berbicara tentang aspek yang melekat
di dalamnya yaitu Pembangunan. baik itu membangun jiwa soasialnya membangun
pengetahuannya maupun membangun ekonominya.
Konsep Pendidikan yang baik akan berperan
penting dalam hal ini. Dengan cara membangun Moral dan Spiritualnya. Memberi
pengetahuan serta pengajaran ilmu adab yang baik dan saling menghormati antar
sesama atau istilah jawanya adalah Nguwongke Wong (Memanusiakan Manusia) .
Dimana juga diperintahnya Rasul terakhir (Muhammad SAW) adalah untuk
memperbaiki Ahlak manusia. Karena mempelajari Ilmu tanpa Ahlak saja tidak
cukup. Keduanya harus bersinambung saling berhubungan. Sehingga dari hal itu
akan muncul Kebaikan yang mana apabila para Oknum Politik itu mampu
menerapkannya maka yang tercipta adalah Politik itu Kebaikan bukan Politik itu
Kotor.
Comments
Post a Comment